Susi Pudjiastuti adalah wanita yang bisa dikatakan tahan banting
dan sudah banyak makan asam garam kehidupan.
Kita bisa bayangkan betapa kerasnya kehidupan nelayan yang hanya bermodal lulusan SMP. Namun dengan kegigihan dan tekat yang besar Susi pun akhirnya bisa meningkatkan taraf hidupnya. Bahkan saat ini ia memiki bisnis yang menjanjikan, yaitu PT ASI Pudjiastuti Marine Product dan PT ASI Pudjiastuti Aviation. Susi Pudjiastuti adalah pengusaha wanita yang ditunjuk Jokowi untuk membidangi kelautan dan perikanan Indonesia. Ia adalah salah satu menteri wanita bersama 7 lainnya.
Kita bisa bayangkan betapa kerasnya kehidupan nelayan yang hanya bermodal lulusan SMP. Namun dengan kegigihan dan tekat yang besar Susi pun akhirnya bisa meningkatkan taraf hidupnya. Bahkan saat ini ia memiki bisnis yang menjanjikan, yaitu PT ASI Pudjiastuti Marine Product dan PT ASI Pudjiastuti Aviation. Susi Pudjiastuti adalah pengusaha wanita yang ditunjuk Jokowi untuk membidangi kelautan dan perikanan Indonesia. Ia adalah salah satu menteri wanita bersama 7 lainnya.
Gurita bisnis Susi semakin berkembang
dengan mendirikan sekolah pilot Susi Flying School melalui PT ASI
Pudjiastuti Flying School. Susi memang harus diakui memiliki jiwa sosial
yang tinggi. Pada Tsunami Aceh 2004, ia menggunakan pesawatnya untuk
mengangkut bantaun makanan untuk membantu masyarakat Aceh yang menjadi
korban gempa dan tsunami. Dan setelah itu pesawatnya pun disewakan
selama 3 tahun untuk aksi kemanusiaan. Semakin lama jumlah maskapai Susi
pun semakin banyak dan akhirnya mendirikan Susi Air.
Lalu bagaimana Susi Pudjiastuti
memilih industri penerbangan sebagai bisnisnya? Itu karena
Christian von Strombeck (suaminya) merupakan seorang ekspatriat yang
pernah bekerja di IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara). Dari suami
terakhir inilah, Susi mendapat inspirasi untuk mengembangkan bisnis
penerbangan. Maskapai Susi Air ini menjelajah ke sejumlah wilayah
Indonesia. Bahkan, menjelajah wilayah yang jarang terjamah, seperti
Cilacap, Pangandaran, Nusa Tenggara, Ambon, dan lain-lain.
Profil Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan Dan Perikanan
Nama Lengkap : Susi Pudjiastuti
Tempat dan Tanggal Lahir : Pangandaran, 15 Januari 1965
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Nama Suami : Christian von Strombeck
Anak : 3
Nama Orang Tua : Haji Suwuh (Ayah) dan Hajjah Suwuh Lasminah (Ibu)
Riwayat Pekerjaan/Karir :
- Presiden Direktur PT ASI Pudjiastuti Marine Product
- Presiden Direktur PT ASI Pudjiastuti Aviation
Penghargaan/Prestasi :
- Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004
- Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005
- Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari Presiden Republik Indonesia. Tahun 2006
- Metro TV Award for Economics-2006,
- Inspiring Woman 2005 dan Eagle Award 2006 dari Metro TV, Indonesia
- Berprestasi Award dari PT Exelcomindo
- Sofyan Ilyas Award dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2009
- Ganesha Widyajasa Aditama Award dari ITB, 2011
- Award for Innovative Achievements, Extraordinary Leadership and Significant Contributions to the Economy, APEC, 2011
- Tokoh Wanita Inspiratif Penggerak Pembangunan, dari Gubernur Jawa Barat, 2008
Pada tahun 2008, ia mengembangkan bisnis aviasinya dengan membuka sekolah pilot Susi Flying School melalui PT ASI Pudjiastuti Flying School. Pada Minggu, 26 Oktober 2014, dalam pengumuman Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-JK Ibu Susi Pudjiastuti ditetapkan oleh Presiden RI Joko Widodo menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan.
Itulah bigorafi Susi Pudjiastuti yang kini menjabat sebagai
menteri kelautan dan perikanan Indonesia dalam kabinet Jokowi-JK.
Terlepas dari semua kontroversinya, tentu ada sisi positif yang
diharapkan dari Susi. Adalah pengalaman dan dedikasinya untuk memajukan
industri perikanan dan memaksimalkan hasil laut Indonesia yang saat ini
masih terpuruk. Ada yang berpendapat sinis, namun juga banyak yang
berpendapat positif. Meskipun Susi merokok dan tatoan, tetapi semoga ada
asa dan hasil yang memuaskan ketika ia menjabat sebagai menteri.
No comments:
Post a Comment